Di suatu daerah pesisir yang dikelilingi oleh hamparan lautan yang luas, terdapat sebuah desa kecil yang dikenal dengan nama Desa Nelayan. Di desa ini, tinggal seorang pemuda bernama Arga. Sejak kecil, Arga bercita-cita untuk menjadi seorang pendekar silat yang hebat, mengikuti jejak kakeknya yang terkenal sebagai seorang guru silat.
Suatu hari, saat Arga sedang berlatih di pinggir pantai, ia merasakan sesuatu yang aneh. Ombak laut yang biasa tenang tiba-tiba menjadi bergejolak, seolah-olah ada yang mengganggu kedamaian lautan. Arga berhenti dari latihannya dan menatap ke arah laut yang berombak.
Tiba-tiba, dari dalam air, muncul sosok yang sangat besar — seekor Naga Laut! Dengan sisik berkilauan dan mata yang tajam, naga itu tampak anggun dan menakutkan. Arga terpesona dan sedikit gentar, tetapi rasa ingin tahunya membuatnya melangkah lebih dekat.
“Naga yang agung, apa kau datang untuk membawa pesan?” Arga berteriak dengan suara penuh keberanian. Ia tahu bahwa dalam legenda, Naga Laut Selatan dikenal sebagai penjaga samudera yang bijak.
Naga itu mendekat, dan gelombang laut mengalun lembut. Suaranya yang lembut terdengar seperti gemuruh ombak. “Anak muda, aku telah mengawasi kau, Arga. Kakekmu adalah sahabatku. Sekarang, saatnya kau menerima ujian terakhir untuk melanjutkan warisan silat yang telah diajarkan.”
Arga terkejut, namun hatinya berdebar penuh semangat. “Apa ujian itu, Naga Laut?”
Naga Laut memutar tubuhnya di air, menciptakan gelombang besar yang menghantam pinggir pantai. “Kau harus menemukan dan mengalahkan tiga penjahat yang telah merusak keseimbangan lautan. Mereka menguasai sebuah pedang pusaka yang mengandung energi jahat. Hanya dengan mengalahkan mereka, kau bisa mewarisi ilmu silat yang sesungguhnya.”
“Siapa mereka?” tanya Arga dengan penuh tekad.
“Yang pertama adalah Bima, si Penyu Pemburu, yang bersembunyi di pulau terlarang. Yang kedua adalah Serigala Pasir, yang bersembunyi di dalam gua kegelapan. Dan yang terakhir adalah Ratu Ombak, yang menguasai laut biru di ujung selatan. Siapkan dirimu, pemuda, dan jadikan keberanianmu senjata.”
Dengan itu, Naga Laut memuncak ke permukaan air, meninggalkan buih-buih yang berkilauan sebelum akhirnya menghilang. Arga berdiri terpana. Petualangan besar menantinya, dan ia tidak sabar untuk membuktikan kemampuannya.
Keberanian dan semangatnya semakin membara, Arga segera mempersiapkan dirinya. Ia berlatih dengan keras, mem pelajari teknik-teknik baru dari ilmu silat yang diwariskan oleh kakeknya. Dengan setiap ayunan tangan, setiap tendangan yang kuat, Arga menjadi semakin siap untuk menghadapi tantangan yang ada di depan.
Setelah berhari-hari berlatih, Arga merasa bahwa saatnya tiba untuk memulai petualangannya. Ia berkemas dengan perbekalan dan menuju ke pelabuhan di desa. Semua penduduk desa melihatnya dengan harapan dan dukungan.
“Jaga dirimu, Arga!” teriak salah satu nelayan. “Kami percaya padamu!”
Arga tersenyum, penuh tekad. “Aku akan kembali dengan kemenangan! Untuk desa ini dan untuk warisan silat!”
Dengan itu, ia menaiki perahu dan memulai perjalanan menuju pulau terlarang, di mana Bima, Sang Penyu Pemburu menantinya. Ombak besar dan angin kencang menemani perjalanan Arga, tetapi semangat juangnya tidak tergoyahkan. Petualangannya baru saja dimulai.
Akhir Episode 1. Bersambung…..