Di sebuah hutan yang rimbun, hiduplah seekor kancil yang cerdik dan pandai. Ia sering membuat banyak hewan lain terhibur dengan kelicikannya. Kancil terkenal karena akalnya dalam menghadapi berbagai masalah, dan semua hewan di hutan mengaguminya.
Suatu hari, kancil sedang berjalan-jalan di tepi hutan ketika ia melihat seorang petani yang sedang merawat sawahnya. Petani itu terlihat sangat payah karena hama yang menyerang tanaman padinya. Dan jika hama-hama itu tidak diusir, maka tanaman padi yang telah dirawatnya dengan susah payah akan rusak.
Melihat situasi itu, kancil merasa iba pada si petani. Ia pun mendekati petani dan bertanya, “Mengapa kau terlihat begitu cemas, Pak Tani?”
Petani itu menjawab, “Oh, Kancil, aku sangat khawatir. Hama penggerek padi sudah datang dan merusak tanaman padiku. Jika tidak segera ditangani, aku akan kehilangan seluruh panen.”
Kancil berpikir sejenak. Ia ingin membantu petani, tetapi tidak tahu harus bagaimana. Tiba-tiba, ia mendapatkan ide cemerlang. “Pak Tani, bagaimana jika aku membantu mengusir hama-hama itu?”
Petani itu agak ragu, “Tapi, Kancil, kau kecil. Apa yang bisa kau lakukan?”
Kancil dengan percaya diri menjawab, “Aku mungkin kecil, tetapi aku cerdik. Biarkan aku mencoba!”
Dengan semangat, kancil mulai merencanakan strateginya. Ia memutuskan untuk memanggil teman-temannya, burung-burung yang terbang di langit, untuk membantu mengusir hama. Kancil berkumpul dengan burung-burung dan menjelaskan permasalahan yang dihadapi petani.
“Teman-teman, jika kita semua bekerja sama, kita bisa mengusir hama-hama dari ladang petani! Burung-burung yang terbang rendah bisa mematuk hama, dan kita bisa mengambil makanan mereka,” kata kancil.
Burung-burung setuju dan segera terbang ke ladang petani. Bersama-sama, mereka mematuk hama-hama yang menyerang tanaman padi. Kancil dan burung-burung bekerja keras hingga akhirnya semua hama terusir dari ladang.
Petani sangat merasa bersyukur melihat ladangnya kembali aman. “Terima kasih, Kancil! Kau telah menyelamatkan panenku! Tanpa bantuanmu, aku pasti kehilangan semuanya,” ucap petani dengan rasa terima kasih.
Kancil hanya tersenyum dan berkata, “Sama-sama, Pak Tani! Itu sudah menjadi kewajibanku sebagai teman.”
Setelah mendapatkan kembali panennya, petani mengundang kancil dan teman-temannya untuk merayakan keberhasilan tersebut dengan sebuah pesta kecil. Mereka menikmati makanan yang lezat dan bersenang-senang bersama.
Sejak saat itu, kancil dikenal tidak hanya sebagai hewan yang cerdik, tetapi juga sebagai pahlawan yang peduli dan selalu siap membantu teman-temannya. Petani pun berjanji akan selalu menjaga ladangnya dan merawat alam sekitar dengan baik.