Di sebuah hutan yang rimbun, hiduplah seekor gajah bernama Gino. Gino adalah gajah yang sangat penasaran dan selalu ingin tahu hal-hal baru. Suatu hari, saat sedang berjalan-jalan di dekat desa, Gino melihat sebuah rumah. Di depan rumah itu, terdapat kulkas besar yang berkilauan di bawah sinar matahari.
“Wow, apa itu?” tanya Gino pada dirinya sendiri. Ia mendekati kulkas itu dan mulai menjelajahi sekelilingnya. “Kulkas? Apa yang ada di dalamnya ya?”
Gino sangat penasaran. Ia membayangkan semua makanan enak yang mungkin tersimpan di dalam kulkas. Tiba-tiba, Gino mendapatkan ide konyol: “Aku ingin tahu rasanya berada di dalam kulkas!”
Tanpa berpikir panjang, Gino menggunakan belalainya untuk membuka pintu kulkas. Dengan hati-hati, ia mencoba untuk masuk. Tapi, ternyata kulkas itu terlalu kecil untuk tubuhnya yang besar!
Meskipun demikian, Gino sangat ingin mencoba. Ia berpikir, “Mungkin kalau aku mengerutkan tubuhku sedikit, aku bisa masuk!” Dengan usaha keras, ia berusaha meringkuk dan memasukkan sebagian tubuhnya ke dalam kulkas. Tapi, tentu saja, itu tidak berhasil. Gino hanya berhasil menciptakan suasana yang konyol di depan kulkas.
Sementara itu, pemilik rumah, seorang anak kecil bernama Nia, datang dan melihat pemandangan lucu di depan kulkasnya. Ia tidak percaya matanya melihat gajah raksasa mencoba masuk ke dalam kulkas!
Nia tertawa terbahak-bahak dan berkata, “Gino! Apa yang kau lakukan? Kulkas ini terlalu kecil untukmu!”
Gino yang mendengar suara Nia langsung menatapnya dan merasa malu. “Aku hanya ingin tahu apa yang ada di dalam kulkas ini. Aku sangat penasaran!”
Nia merasa kasihan kepada Gino. “Kalau kamu mau, aku bisa membukakan kulkas ini untukmu dan menunjukkan apa yang ada di dalamnya.”
Gino mengangguk penuh semangat. Nia pun membuka pintu kulkas dan menunjukkan berbagai makanan yang tersimpan di dalamnya: sayur-sayuran segar, buah-buahan, dan minuman dingin.
“Yummy! Itu terlihat sangat enak!” seru Gino, tidak bisa menahan diri untuk mencoba beberapa potong buah yang ditawarkan Nia. Nia memberinya sepotong semangka yang besar.
Gino mengunyahnya dengan senang hati. “Hmm, ini enak sekali! Terima kasih, Nia!”
Sejak hari itu, Gino dan Nia menjadi teman baik. Setiap kali Nia membuka kulkasnya, Gino selalu datang untuk berteman dan menikmati makanan segar bersama. Gino menyadari bahwa ia tidak butuh masuk ke dalam kulkas untuk merasakan enaknya makanan, cukup dengan berteman dengan Nia, semua itu sudah cukup.
Gino pun belajar bahwa kadang-kadang, rasa penasaran bisa dipuaskan tanpa harus melakukan hal yang konyol. Ia merayakan persahabatannya dengan Nia dan menikmati berbagai makanan yang lezat dari kulkas.